Selamat Datang

Dinamika News " Dinamis dan Beretika" Terbit Mingguan

Peluang terbuka untuk anda yang ingin berkarir dibidang jurnalis/wartawan/ti. Pria dan wanita usia maksimal 25 tahun, berkemauan keras. kirim CV via email: dinamika.redaktur@yahoo.com
The opportunities open to those of you who want a career in the field of journalist/reporter/ti. Men and women aged up to 25 years, strong-willed. send CV via email: dinamika.redaktur@yahoo.com

BB pin : 27D0985D

Friday, March 30, 2012

Merindukan Daripada Soeharto

Tontonan voting naik atau tidaknya BBM April 2012 di Sidang DPR RI layaknya nonton badut bertopeng Tomcat. Kedok beberapa partai koalisi dengan statement-nya menjelang april tak ubah bagai wabah binatang Tomcat. Katanya untuk membasmi hama wereng nyatanya menebar penyakit di masyarakat. Sebuah akal-akalan dari rezim penguasa dengan koalisinya yang katanya reformis tapi menginjak-injak UUD 45 pasal 33.
Tak salah orang merinduken daripada figur Soeharto, begitu kata hasil survey tahun lalu. “Sepenggal rindu dalam nostalgia yang berbalut cinta dan benci” ketika kita melakoni 13 tahun mengarungi era reformasi. Nah, rindu Soeharto dapat dipandang sebagai alamiah manusia yang suka membandingkan sesuatu. Jaman Soeharto semua akal-akalan diatur dengan cantik, kini semua diatur dengan sandiwara busuk yang dipertontonkan pada rakyat, lebih busuk.
Ah, jadi ingat jaman itu, orang miskin pintar bisa jadi profesor, petani makmur, mereka tak bingung menanam dan menjual hasil tanam. Trasmigrasi, koperasi, program KB jalan, teknologi berkembang, kaum profesional dihargai, profesor banyak jadi guru besar di negeri orang,. Begitu antara lain isi hati orang yang merinduken daripada Soeharto.
Terbayang tentang kegemaran Pak Harto dengan tiwul. “Mending makan tiwul, daripada susah cari makan akhirnya jadi gembel. Sekarang yang makan keju itu kan orang-orang yang "mengatasnamakan" rakyat, padahal sebenarnya "memakan rakyat".
Tapi, merujuk filsafat waktu, “Jika masa silam berakibat tidak menentu pada masa kini, maka tidaklah perlu merenungi masa lampau”. Waktu akan terus berjalan dengan kecepatan yang tepat di setiap sudut ruang. Waktu adalah penguasa tanpa batas dan bersifat revolusioner. Dari tontontan sidang Voting BBM, rakyat pasti bisa memilah dan memilih.
Nah, rindu Soeharto dapat dipandang sebagai lokomotif waktu yang berjalan diatas rel politik dengan tetap membawa serba kemungkinan. Mungkin bisa lebih baik atau justru makin fatal. Jika berkaca dari kejadian carut marut di era reformasi ini, maka memang benar politik ini tak lebih dari sebuah harapan tapi sarat dengan kemungkinan-kemungkinan.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites