Dulu Sumpah Pemuda, Sekarang Sumpah Gaul
Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda Indonesia sudah dibuktikan melalui Proklamasi Kemerdekaan. Sebelumnya ada Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada untuk mempersatukan nusantara.
Sekarang? Sumpah itu bukan barang langka, sudah diobral. Ada sumpah serapah. kalau anda usil di jalan maka tak jarang dapat sumpah serapah (umpatan orang). Ada Sumpah jabatan, layak piala bergilir, sudah berapa kali digilir diucapkan oleh pejabat negeri mulai dari Presiden sampai Kepala Desa/Lurah. Ehh..tanggung jawabnya bila melanggar paling dapat Sumpah Serapah. Jadi resikonya sama saja seperti anda yang suka usil dan bikin ulah dijalanan.
Presiden bersumpah, menteri, DPR, semua pejabat disumpah sebelum memangku jabatan, masyarakatpun dalam keseharian, sadar tak sadar sering sumpah-sumpahan.
Tatkala bercakap-cakap atau teleponan dengan teman walaupun yang dibicarakan ringan, sering untuk meyakinkan bahwa yang diceritakan itu benar, dipertegaslah dengan menambahkan kata sumpah. “Sumpah kok, cerita saya ini benar”
Karyawan di kantor saya ketika ditanyakan sesuatu, sering pada awal atau ujung kalimatnya ada kata sumpah. “Saya tak ada ngambil kopi luwak Bapak kok, sumpah!!”. “Sumpah Pak, kemarin saya sakit makanya saya ijin”. Dalam hati, wah, orang ini dulunya pasti sering bohong deh.
Pada anak kecil, ketika mereka lagi ngumpul sama temen sebaya, tak jarang juga pakai kata sumpah. Kalau ada teman yang menyanggah kata-katanya, untuk meyakinkan temannya anak akan menegaskan dengan kata sumpah. “Sumpah, ini milik saya kok!”. Sebuah egoisnya pada masa kanak-kanak.
Dengan orang terdekat istri/suami atau kekasih, jangan ditanya lagi lah, berapa kali kata sumpah terucapkan. Saat sedang bergurau terlontarlah kalimat “ Sumpah, aku cinta kamu”, Bila Dia nya cemburu lalu tak percaya dengan penjelasan kita, satu-satunya senjata pamungkas, berucaplah “ Sumpah, demi Tuhan aku tak ada hubungan kok dengan dia”. Hehe…, entah benar atau bohong urusan karma sumpahnya belakangan.
Itu kebiasaan, keseharian kejadian yang sering di embel-embeli kata sumpah. Kata yang muda namanya Sumpah Gaul, sumpah yang sehari-hari terucap tanpa keterikatan, tak ada tanggung jawab kutukan, hanya ada beban moral jika melanggar.
Nah, kalau Sumpah Jabatan gimana?, Isinya didalamnya hanya “Bahwa saya, untuk…. Bahwa saya, akan …… akan….. Terus jika tidak melakukan akan-akan yang diucapkan itu berani dapat resiko hukuman apa?. Itu yang tak disebutkan.
Sejauh mana sih tanggung jawab moral dari sebuah sumpah jabatan?. Setahu saya sumpah jabatan tidak ada menyebutkan keterikatan apa sebagai akibat tanggung jawab. Terikat apa pejabat yang melangar ikrar dalam sumpah jabatan? Selama ini sih kelihatan mereka aman-aman saja kok.
Sengaja atau tidak, sumpah jabatan tak ubahnya seremonial belaka. Presesinya hanya sebagai pelengkap sebuah rangkaian upacara selamatan yang dikemas dalam Upacara Pelantikan. Hehe.., tak ada bedanya sumpah jabatan dengan sumpah gaul