kenapa harus merenungi

Jika masa silam membuat anda tak menentu di masa kini, kenapa harus merenungi masa lampau. Waktu berjalan dengan kecepatan tepat disetiap sudut ruang, sebagai penguasa tanpa batas

BBM Naik Dan langka ??

BBM langka, pedagang bensin eceran banyak tutup, nafkah mereka lenyap, harga2 naik. Potret kemelaratan rakyat kecil.

bapaknya revolusi

Kemiskinan adalah bapaknya revolusi, dimana ada diskriminasi disitu ada perlawanan.. #gurau

tomcat musuh hama wereng

Walaupun tomcat musuh hama wereng selama manusia jadi korbannya. Tak ada ampun sebaiknya berantas saja..

inspirasi nyepi

Hidup bukan semata- mata hanya mengulang apa yg sdh kita pelajari, tapi kita hrs belajar menemukan hal yg baru. #inspirasi nyepi

Selamat Datang

Dinamika News " Dinamis dan Beretika" Terbit Mingguan

Peluang terbuka untuk anda yang ingin berkarir dibidang jurnalis/wartawan/ti. Pria dan wanita usia maksimal 25 tahun, berkemauan keras. kirim CV via email: dinamika.redaktur@yahoo.com
The opportunities open to those of you who want a career in the field of journalist/reporter/ti. Men and women aged up to 25 years, strong-willed. send CV via email: dinamika.redaktur@yahoo.com

BB pin : 27D0985D

Sunday, April 8, 2012

UU Pers Dibawah Bayang Intelijen

Undang-Undang Intelijen yang baru telah melahirkan bermacam aksi penentangan dari kalangan jurnalistik. Masih ada pasal yang abu-abu dan terkesan sumir yang disinyalir untuk kepentingan segelintir elit politik, dimana masih ada pasal yang saling bertabrakan dengan Undang-Undang pers dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP).  Ketentuan pasal 26 tertulis, setiap orang atau badan hukun dilarang membuka dan atau membocorkan rahasia intelijen. Hal ini jelas bertabrakan dengan UU  Pers No. 40 Tahun 1999,  bahwa seorang wartawan memiliki kebebasan untuk mencari dan memperoleh serta menyebarkan informasi.
Dalam Undang-Undang (UU) Intelijen yaitu Badan Intelijen Negara (BIN) yang diberikan wewenang melakukan penyadapan, pemeriksaan dana, dan penggalian informasi terhadap sasaran. Setiap orang atau badan hukun dilarang membuka dan atau membocorkan rahasia intelijen. Ini jelas bertentangan dengan jurnalisme investigasi. Padahal kenyataannya bahwa seorang jurnalis dalam hal ini yang bertugas investigator tugasnya kerap bersinggungan dengan  rahasia yang mungkin juga menjadi rahasia intelijen. Ini mematikan fungsi pers dalam kaitannya dengan jurnalisme investigasi.
Dengan pengesahan UU Intelijen berarti ada UU yang saling bertabrakan yaitu antara UU Intelijen dengan UU terkait pers, meskipun dalam UU No. 40 tentang pers tidak dijabarkan lebih lanjut tentang jurnalisme investigasi, namun harus diakui bahwa jurnalisme investigasi adalah ibarat jantung bagi sebuah pers. Tidak akan ada yang spesial atau greget jika sebuah pers atau media memberitakan berita yang biasa-biasa saja. Sehingga jurnalis investigator inilah yang sesungguhnya diharapkan berani membongkar kecurangan besar dari sekelompok orang atau individu. Dari kenyataan ini maka matilah sudah jurnalis investigator akibat disahkannya UU Intelijen.
Pada BAB IX pasal 44  UU Interlijen disebutkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja mencuri, dan membuka, dan/atau membocorkan Rahasisa Intelijen akan dipidana paling lama sepuluh tahun atau denda paling banyak lima ratus juta rupiah. Apabila disebabkan oleh kelalaian akan dipidana hukuman tujuh tahun serta denda paling banyak tiga ratus juta rupiah.
Di sini beban pekerja pers yang akan diancam pidana terkait pasal tersebut khususnya bagi para jurnalisme investigasi. Jurnalis investigator  ini bukanlah hanya sekadar wartawan yang hanya dengan modal buku serta bolpoint saja. Tapi tugasnya lebih berat yaitu membongkar suatu kasus yang berhubungan dengan sindikat.  
Sebuah cerminan terhadap sebuah pengesahan UU yang telah tertunda selama delapan tahun, yang mengesankan sebagai alat atau tangan kanan pemerintah dengan memberikan kuasa penuh kepada intelijen dengan alih-alih untuk kepentingan politik dan keamanan tapi pada akhirnya akan selalu membela pemerintah dan mengesampingkan suara rakyat.

Thursday, April 5, 2012

Nazarrudin Sang Drunken Master


Ternyata saat dalam pengembaraannya dulu Nazarrudin selain melarikan diri, dia juga memperdalam jurus drunken master, jurus pendekar pemabuk. Hebatnya sampai saat inipun dia masih konsisten dengan ilmu yang sempat dia pelajari saat melarikan diri. Ketika masyarakat bingung menerka dimanakah gerangan persembunyiannya, dia malah mengirim informasi heboh lewat SMS, Twiter, dan BBM nya yang “Benar Benar Memabukkan” buat orang-orang penting di negeri ini termasuk Pak SBY.
Drunken Master adalah sebuah aliran kungfu yang paling ditakuti lawan, seperti dalam film kungfu komedi yang sukses di tahun 78 an, yang diperankan Jackie Chan. Film ini menceritakan anak bandel yang bernama Wong. Saking bandelnya, orang tua Wong menghukumnya dengan berlatih disiplin kungfu. Ayahnya memilih Beggar So, guru kungfu yang suka membuat pincang kaki muridnya. Apa yang terjadi? Wong memelas kepada ayahnya, berubah sok jadi anak baik dan penurut. Tapi, keinginan ayahnya tak bisa dirubah, karena ketakutan walaupun melarikan diri, tapi akhirnya Wong tertangkap dan terpaksa belajar kungfu.
Singkat cerita, ketika ayah Wong mau dibunuh oleh orang sewaan dari lawan bisnisnya, Wong memakai lima jurus (seven style) yang dia pelajari dari gurunya. Sayangnya, dia kesulitan mengalahkan musuh tersebut. Sampai akhirnya sang guru membisiki Wong untuk memakai lima jurus yang dikombinasikan dengan versinya sendiri. Wong pun memakai jurusnya sendiri, jurus kombinasi yang Dia beri nama Drunken Boxing. Jurusnya seperti orang mabuk tak beraturan, dan tak dapat ditebak ke mana arah pukulannya. Wong pun menang!!
Setibanya di tanah air saat dijemput paksa oleh aparat di negeri orang, kita sempat berpikir kalau Nazzarudiin adalah seorang drunken master pengecut. Kala itu dia sempat memelas, “Saya minta sama Pak SBY, jangan ganggu anak istri saya. Saya enggak akan ngomong apa-apa, saya lupa semuanya, saya enggak tau apa-apa”.
Pernyataan Nazaruddin adalah peragaan ilmu kungfu aliran Taichi. Secara harfiah Taichi berarti energi semesta alam. Taichi sebagai sebuah ilmu beladiri, seorang praktisi harus melepaskan ego dirinya dulu, bentuk latihannya adalah pengekangan diri, merendah dan tak terpancing oleh lawan. Jurus ini dia peragakan ibarat melakoni pekerjaan seorang tukang gali kubur yang selanjutnya mau menjerumuskan kedalam kubur musuh-musuhnya.
Harapan kita nanti sampai titik darah penghabisan Nazarrudin akan tetap meniru gaya Wong. Ketika dia memakai jurus seven style mudah terbaca dan dipelajari lawan, tak ada salahnya sesekali menggunakan jurus Taichi ditambah kombinasi dengan kreasi sendiri sehingga tak mudah lagi terbaca oleh lawan. Itulah jurus Drunken Master, jurus mabuk yang bisa mematahkan siapapun lawan. kecuali penguasa negeri.

Wednesday, April 4, 2012

Magnit Untuk Yang Ingin Sukses


Mengapa seorang itu bisa sukses dan orang lainnya bisa gagal, mengapa seseorang bisa takut dan cemas sedangkan orang lainnya bisa gagah berani dengan kepercayaan dirinya.
Seperti sepotong besi yang diberi kekuatan magnit akan dapat mengangkat minimal sepuluh kali dari beratnya sendiri. Jika tidak diberikan daya magnit maka sepotongan kapaspun tidak akan terangkat olehnya.
Ada dua macam tipe orang, mereka yang sukses, punya kekuatan magnit kepercayaan penuh atas dirinya sendiri dan mereka yang gagal, tak bermagnit penuh ketakutan dan keraguan. Mereka yang bermagnit tahu dan sadar bahwa mereka hidup untuk menang dan menjadi orang sukses. Sedangkan yang tak bermagnit setiap langkahnya selain penuh ketakutan, juga sering ragu untuk mengambil kepututusan. jadi orang sukses ibarat besi bermagnit akan mengambil semua peluang.
Dunia ini dipenuhi oleh ruang, dalam ruangan yang dilingkupi oleh waktu. Orang sukses melihat ruang dan waktu adalah kesempatan. Orang gagal sibuk memilah dan memilih ruang yang mana dan waktu yang kapan. Mereka kesana kemari mencari dan berharap mendapatkan kesempatan yang terbaik. Mereka tak sadar jika dirinya berada didalamnya, didalam kesempatan, didalam ruang dan waktu.

Jangan Mau Beli Pertamax

Bukan mau memprovokasi, meskipun mobil saya dikatagorikan menengah mewah, saya tidak akan mau menggunakan pertamax. Bukan juga tidak toleran dengan rakyat kecil, ada alasan untuk tidak menuruti keinginan pemerintah.  Karena pemerintah sendiri tidak sungguh-sungguh alias setengah hati untuk membela rakyat kecil, jadi kenapa saya harus mau membeli pertamax?
Memang penundaan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)  akan menyedot 100 triliun lebih uang Negara  per tahun, tetapi sebuah seruan untuk menggiring masyarakat pemilik mobil menengah mewah keatas untuk menggunakan pertamax adalah sebuah seruan sia-sia. Lucu jika sebuah kebijakan strategis hanya dalam bentuk saran, himbauan, atau seruan. Apa bedanya dengan lelucon sebelumnya, tatkala pemerintah mau menerapkan kebijakan  membedakan harga BBM untuk sepeda motor, mobil niaga dengan mobil pribadi. Coba saja dipraktekan dan hasilnya pasti banyak siluman, pengelabuan dan penggelapan dalam pelaksanaannya.
Kalau mau fair subsidi harus diambil dari Pajak Kendaraan Bermotor terutama mobil menengah mewah keatas, pasti lebih gampang diawasi dan menganut prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, akan lebih efektif dan efisien. Kenaikan disesuaikan dengan merek, jenis, harga dan tahun mobil.
Jadi tak perlu ada kenaikan BBM sehingga tak ada kenaikan harga, tak akan ada kenaikan listrik, tak akan ada demo, ekonomi pun akan tetap bergairah.  Apa salah kalau subsidi yang hambpir 100 triliun itu dibebankan di pajak kendaraan?  Toh juga pengguna terbesar BBM yang disubsidi pemerintah adalah premium yang digunakan oleh kendaraan.
Sekali-sekali lawanlah para importir mobil dan produsen mobil, berapa jumlah mobil sudah di impor ke Indonesia, berapa keuntungan yang sudah mereka dapatkan? 54 % BBM digunakan oleh kendaraan roda empat. Mobil menengah mewah keatas di negeri ini jutaan jumlahnya, dan pajak kendaraan di negeri kita ternyata masih lebih murah dibandingkan negara lain. 
Banyak orang pinter di negeri ini, cuma masalahnya jika kepentingan mereka diusik maka sebaik dan seadil apapun kebijakan itu tetap saja tak akan bisa jalan. Jika tidak ada keadilan mengapa kita harus dipaksa memberi minum mobil kita pertamax?

Sunday, April 1, 2012

BBM dan PNS Kampret


Kemarin siang saya bertemu sahabat yang kebetulan bekerja di instansi Pemerintahan Daerah (Pemda) di Kota tempat saya tinggal. Setelah nyeloteh kesana kemari, tibalah kami ke pembicaraan yang kini lagi seru, yaitu rencana kenaikan harga bahan bakar minyak/BBM. Saya, yang hanya pegawai swasta “kere” pada sebuah perusahaan gurem tentu saja ada dalam barisan kubu yang ingin dan berdoa BBM tidak naik.
Nah kenalan saya yang seorang PNS tersebut amat mendukung rencana untuk menaikkan harga BBM oleh pemerintah. Jadi sangat tak heran bila alasannya pasaran, mirip seperti gembar-gembor pemerintah, Subsidi katanya salah sasaran dan orang kaya lebih banyak untungnya.
Ngeyelnya, kenalan saya ini punya alasan klasik, harga BBM  katanya perlu agar bisa  meningkatkan kesejahteraan PNS.
Dalam pikiran saya, bukankah gaji dan tunjangan PNS sudah naik terus? Emang berapa sih seluruh pendapatan PNS kita saat ini per bulan? Temen saya ini berargmentasi, kalau gajinya saat ini masih kecil, berkisar 2,4 Juta, lalu kalau ditambah tunjangan ini-itu dan honor-honor paling-paling sebulan ‘cuma’ 3-an juta katanya.
Bener-bener kaget saya dengar pengakuannya,  paling-paling? Pikir saya itu sudah hampir 3 kali lipat UMK rata-rata di daerah yang berkisar 1 juta. Berapa sih gaji seorang pegawai swasta gurem seperti saya yang kerjanya selalu berada dibawah tekanan perusahaan?  Tak lebih dari 1,5 juta, itupun sudah termasuk tunjangan dan kalau keluarga sakit tak mendapat tanggungan. Ssaudara saya saja yang lebih beruntung dan kedudukannya termasuk level menengah pada sebuah perusahaan, gajinya cuma 2,7 juta per bulan sudah termasuk tunjangan.
Teman saya inipun bersikeras lagi tapi dengan raut wajah sok miskinnya memelas dan mengatakan bahwa masyarakat nuntut mereka sebagai abdi Negara untuk kerja lebih giat dan tak suka mbolos. Jadi menurut mereka wajar kalau masyarakat ingin mereka selalu ada di kantor, gaji mereka harus dinaikkan.
Wah, wah, wah….Susah juga kalau mereka punya pikiran sesat semacam itu, penghasilan sudah 3 jutaan jutaan masih juga mereka berhak kerja semaunya, artinya bila ingin mereka kerja yg bagus maka gajinya harus lebih tinggi lagi.
Saya pun pura-pura jadi orang bodoh saja, “Jadi berapa sih sebenarnya minimal kalian harus dibayar dengan uang rakyat agar setiap hari standby di kantor? Dengan santai dia menjawab, “Yah, minimal pada tahun depan gaji pokok kami 4 jutaan lalu ditambah macam-macam honor proyek dan lain-lain sebagainya, paling nggak 8 juta-an perbulan, ditanggung kami akan giat bekerja Mas”.
Lalu sembari menutupi kedongkolan lalu saya pun bertanya, “Emang pemerintah punya duit untuk mbayar kalian yang begitu banyak jumlahnya di negeri ini segitu??? Anehnya dengan wajah culunnya kembali dia menjawab, ” Jelas bisa, asal BBM jadi naik, subsidinya kan bisa dialihkan ke kita-kita mas.”  Oohh kamprettt!! Dasar kamu PNS Culun…

Saturday, March 31, 2012

Syahrizal Koto dalam “Classic Works”

Syahrizal Koto, lahir di Pariaman, 6 September 1960, alumni Fakultas Seni Rupa Jurusan Seni Patung ISI Yogyakarta, menggelar pameran di Gria Santrian Gallery, Hotel Gria Santrian Sanur, Denpasar. Seniman yang sudah banyak berkiprah dan telah melanglang buana diberbagai event serta meraih beberapa penghargaan karya seni patung terbaik ini melakukan pameran tunggal dengan tema “Classic Work”.
Pameran dibuka oleh Dr Martha Tilaar pada hari, Jumat, 16 Maret 2012, hadir dalam pembukaan Mantan Menteri Pariwista I Gede Ardika, akan berlangsung sampai tanggal 10 Mei 2012 dengan memajang lebih dari 20 hasil karya berupa patung.
Syahrizal Koto membuat model karyanya dari tanah liat, karena jenis dan hasil karyanya dapat dengan mudah dan cocok dikonstruksi dengan tanah liat. Rangka patung, yaitu dibuat dari kerangka besi atau kayu yang menopang tanah liat untuk model berukuran besar cukup sulit dibikin, tapi berefek memberikan karakter yang cukup berbeda pada karyanya.
Sesungguhnya, rangka dari sebuah karyanya adalah model-model yang direduksi menjadi hubungan-hubungan gerak dan sikap yang paling sederhana. Membuat model dari tanah liat (kecuali untuk benda sangat kecil yang dapat digenggam dan dibolak-balik dengan tangan) sebenarnya bukan sekadar memijit-mijit dan meremas-remas tanah liat hingga menjadi bentuk yang diinginkan, melainkan ibarat membajui atau memberi daging pada kerangka. Inilah uniknya proses penambahan; sedangkan memahat (batu, misalnya) adalah proses pengurangan.
Patung adalah kerajinan dan sekaligus seni. Kombinasi kerajinan dan seni harus dibangkitkan kembali. Syahrizal Koto melakukannya dengan cara luar-biasa yang menggabungkan keduanya. Selain memandang hasil artistik karyanya, kita dapat belajar menambahkan kategori baru pada pengetahuan dan cara pandang kita terhadap dinamika seni patung.

Friday, March 30, 2012

Merindukan Daripada Soeharto

Tontonan voting naik atau tidaknya BBM April 2012 di Sidang DPR RI layaknya nonton badut bertopeng Tomcat. Kedok beberapa partai koalisi dengan statement-nya menjelang april tak ubah bagai wabah binatang Tomcat. Katanya untuk membasmi hama wereng nyatanya menebar penyakit di masyarakat. Sebuah akal-akalan dari rezim penguasa dengan koalisinya yang katanya reformis tapi menginjak-injak UUD 45 pasal 33.
Tak salah orang merinduken daripada figur Soeharto, begitu kata hasil survey tahun lalu. “Sepenggal rindu dalam nostalgia yang berbalut cinta dan benci” ketika kita melakoni 13 tahun mengarungi era reformasi. Nah, rindu Soeharto dapat dipandang sebagai alamiah manusia yang suka membandingkan sesuatu. Jaman Soeharto semua akal-akalan diatur dengan cantik, kini semua diatur dengan sandiwara busuk yang dipertontonkan pada rakyat, lebih busuk.
Ah, jadi ingat jaman itu, orang miskin pintar bisa jadi profesor, petani makmur, mereka tak bingung menanam dan menjual hasil tanam. Trasmigrasi, koperasi, program KB jalan, teknologi berkembang, kaum profesional dihargai, profesor banyak jadi guru besar di negeri orang,. Begitu antara lain isi hati orang yang merinduken daripada Soeharto.
Terbayang tentang kegemaran Pak Harto dengan tiwul. “Mending makan tiwul, daripada susah cari makan akhirnya jadi gembel. Sekarang yang makan keju itu kan orang-orang yang "mengatasnamakan" rakyat, padahal sebenarnya "memakan rakyat".
Tapi, merujuk filsafat waktu, “Jika masa silam berakibat tidak menentu pada masa kini, maka tidaklah perlu merenungi masa lampau”. Waktu akan terus berjalan dengan kecepatan yang tepat di setiap sudut ruang. Waktu adalah penguasa tanpa batas dan bersifat revolusioner. Dari tontontan sidang Voting BBM, rakyat pasti bisa memilah dan memilih.
Nah, rindu Soeharto dapat dipandang sebagai lokomotif waktu yang berjalan diatas rel politik dengan tetap membawa serba kemungkinan. Mungkin bisa lebih baik atau justru makin fatal. Jika berkaca dari kejadian carut marut di era reformasi ini, maka memang benar politik ini tak lebih dari sebuah harapan tapi sarat dengan kemungkinan-kemungkinan.

Tuesday, March 27, 2012

Dahlan Iskan Presiden RI

Masyarakat kita sangat mudah trenyuh, kasihan, dengan seorang tokoh yang tertindas, suka terkagum dengan orang yang memukau apalagi sosok yang berani, Pengalaman menunjukkan dan membuktikan, Mantan Presiden Megawati teraniaya oleh Orde Baru, Presiden SBY seolah-olah ternistakan oleh Taufik Kiemas. Akhirnya, keduanya jadi pemenang. Nah, bagaimana Dahlan Iskan? Figur Dahlan bulan ini sangat menarik perhatian dan menjadi bintang terang benderang di kegelapan.

Sama dengan popularitas Jokowi yang lebih dulu melambung tatkala dia dengan gagah berani mempromosikan Esemka. Kemudian Esemka tak lulus ujian emisi, Esemka dianggap terlalu gemuk dengan berat sebesar 1.700 Kg. Situasi ini membuat Jokowi seolah-olah tertindas. Akhirnya simpati terhadap Jokowi pun melambung. Di Twiter, Face Book namanya populer dibicarakan.

Dahlan Iskan, dengan latar belakang wartawan, Dahlan biasa bekerja di lapangan. Saat menjadi Dirut PLN, dia dengan gagah berani turun langsung ke tempat terpencil, ke pelosok desa untuk memastikan pelaksanaan proyek PLN. Gaya nyentriknya saat dilantik menjadi menteri juga tak berubah. Tindakan yang ‘tidak lazim’ bagi banyak orang, namun ‘biasa saja’ bagi sang Menteri memakai sepatu cat ke istana,.

Banyak adegan behavior /action dipertunjukan oleh Dahlan, yaitu pernah naik ojek ke Bandara. Yang terakhir tatkala mobil Dahlan ikut tersendat di pintu tol. ada 30-an mobil mandeg, menunggu giliran, lalu dengan sigap Dahlan turun dari mobilnya, menuju pintu tol. Dia memeriksa loket dan menyingkirkan papan penghalang yang ada. Dan tanpa gengsi mengatur lalu lintas dengan meloloskan 100-an mobil tanpa membayar tol.

Jokowi sekarang lagi menunggang Esemka dari Solo ke Jakarta untuk meraih DKI 1, hitungan waktunya 3 bulan lagi yaitu Pilgub DKI dilakukan bulan Juli. sepertinya perjalanan Jokowi akan mulus. Sayangnya, Dahlan Iskan, memerlukan perjalanan masih panjang, 2 tahunan di jalan tol untuk menuju Capres di Tahun 2014.

Kalau saja Pilpres dilakukan bulan ini dan Dahlan ikut bersaing, maka Dahlan Iskan adalah Presiden Republik Indonesia. Presiden bulan ini...

Friday, March 23, 2012

Sang Sebab

Lihat di depan sana, kesetiannya menjanjikan anda sebuah kepastian, menanti anda dengan kesabaran, dengan senyuman. Ialah “Sang Akibat”, menunggu anda disana…

Ia tak pilih kasih untuk menunggu, menunggu apapun, siapapun dan kapanpun. Kehadiranmu disambut sebagai “Sang Sebab” .

Di dunia ini tidak ada sesuatu terjadi tanpa sebab, segalanya terjadi karena sebab penyebab, lahirlah akibat. Akibat akan berproses lagi, berevolusi lagi, dan menjadilah dia sebab. Jadi Sang Sebab menjadi Sang Akibat.

Kita terlahir sebagai manusia mempunyai sebab, mempunyai makna. Sayangnya kita tak diberi hak mengetahui pemaknaan kelahiran kita. Mungkin itu bukan hak dan urusan kita.

Kehidupan adalah gerakan dari ketidaksempurnaan menuju kesempurnaan. Semuanya berproses dan berevolusi. Benda mati berevolusi berubah wujud menjadi bentuk lain, bisa juga berevolusi menjadi bagian dari sebuah makluk hidup. Yang lebih rumit adalah proses evolusi zat hidup (jiwa), dari siapa (sebab) dan akan menjadi siapa (akibat)?.

Manusia kehidupannya mendekati sempurna, disebut makhluk hidup tertinggi dan disempurnakan. Proses evolusinya selain fisik adalah jiwa, intelektual dan spiritual.

Tidak satupun gerakan, evolusi yang terbebas dari hambatan, friksi. Ibarat berjalan maka gaya gravitasi menghalangi kita. jiwa pun berevolusi. Semua proses mendapat halangan, tantangan. Gerakan menuju kesempurnaan akan dihalangi oleh kekuatan ketidak sempurnaan, pun sebaliknya.

Orang jahat, orang kasar, orang picik penghambat semua gerakan menuju kebaikan. Orang baik akan menghalangi semua gerakan menuju keburukan.

Semua berproses, berevolusi sebagai sebab untuk menjadi akibat. Kemudian sebagai akibat akan menjadi awal dari sebuah sebab, demikian seterusnya. Tunggulah aku disana..

Sekarang Sumpah Gaul

Dulu Sumpah Pemuda, Sekarang Sumpah Gaul

Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda Indonesia sudah dibuktikan melalui Proklamasi Kemerdekaan. Sebelumnya ada Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada untuk mempersatukan nusantara.

Sekarang? Sumpah itu bukan barang langka, sudah diobral. Ada sumpah serapah. kalau anda usil di jalan maka tak jarang dapat sumpah serapah (umpatan orang). Ada Sumpah jabatan, layak piala bergilir, sudah berapa kali digilir diucapkan oleh pejabat negeri mulai dari Presiden sampai Kepala Desa/Lurah. Ehh..tanggung jawabnya bila melanggar paling dapat Sumpah Serapah. Jadi resikonya sama saja seperti anda yang suka usil dan bikin ulah dijalanan.

Presiden bersumpah, menteri, DPR, semua pejabat disumpah sebelum memangku jabatan, masyarakatpun dalam keseharian, sadar tak sadar sering sumpah-sumpahan.

Tatkala bercakap-cakap atau teleponan dengan teman walaupun yang dibicarakan ringan, sering untuk meyakinkan bahwa yang diceritakan itu benar, dipertegaslah dengan menambahkan kata sumpah. “Sumpah kok, cerita saya ini benar”

Karyawan di kantor saya ketika ditanyakan sesuatu, sering pada awal atau ujung kalimatnya ada kata sumpah. “Saya tak ada ngambil kopi luwak Bapak kok, sumpah!!”. “Sumpah Pak, kemarin saya sakit makanya saya ijin”. Dalam hati, wah, orang ini dulunya pasti sering bohong deh.

Pada anak kecil, ketika mereka lagi ngumpul sama temen sebaya, tak jarang juga pakai kata sumpah. Kalau ada teman yang menyanggah kata-katanya, untuk meyakinkan temannya anak akan menegaskan dengan kata sumpah. “Sumpah, ini milik saya kok!”. Sebuah egoisnya pada masa kanak-kanak.

Dengan orang terdekat istri/suami atau kekasih, jangan ditanya lagi lah, berapa kali kata sumpah terucapkan. Saat sedang bergurau terlontarlah kalimat “ Sumpah, aku cinta kamu”, Bila Dia nya cemburu lalu tak percaya dengan penjelasan kita, satu-satunya senjata pamungkas, berucaplah “ Sumpah, demi Tuhan aku tak ada hubungan kok dengan dia”. Hehe…, entah benar atau bohong urusan karma sumpahnya belakangan.

Itu kebiasaan, keseharian kejadian yang sering di embel-embeli kata sumpah. Kata yang muda namanya Sumpah Gaul, sumpah yang sehari-hari terucap tanpa keterikatan, tak ada tanggung jawab kutukan, hanya ada beban moral jika melanggar.

Nah, kalau Sumpah Jabatan gimana?, Isinya didalamnya hanya “Bahwa saya, untuk…. Bahwa saya, akan …… akan….. Terus jika tidak melakukan akan-akan yang diucapkan itu berani dapat resiko hukuman apa?. Itu yang tak disebutkan.

Sejauh mana sih tanggung jawab moral dari sebuah sumpah jabatan?. Setahu saya sumpah jabatan tidak ada menyebutkan keterikatan apa sebagai akibat tanggung jawab. Terikat apa pejabat yang melangar ikrar dalam sumpah jabatan? Selama ini sih kelihatan mereka aman-aman saja kok.

Sengaja atau tidak, sumpah jabatan tak ubahnya seremonial belaka. Presesinya hanya sebagai pelengkap sebuah rangkaian upacara selamatan yang dikemas dalam Upacara Pelantikan. Hehe.., tak ada bedanya sumpah jabatan dengan sumpah gaul

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites